Tulisan berikut adalah rangkuman bab ke-5 dari buku
“Az-Zarqawy, Al-Jail ats-Tsani lil-Qaidah..” karya Fuad Husein. Penulis adalah
seorang jurnalis asal Yordania yang pernah dipenjara bersama tokoh-tokoh
Alqaeda semisal Al-Maqdisy. Rangkuman berikut bersifat bebas dengan beberapa
tambahan pengait. Hingga kini sumber “planning” ini belum jelas.
Master Plan yang disusun oleh planner Alqaeda, diawali dengan melakukan identifikasi sebagai berikut:
Realiatas Umat
- Kondisi umat tidak berjalan di atas rel syariat.
- Pemimpin umat tidak menegakkan syariat bahkan dikendalikan musuh.
- Kekayaan negeri muslim dieksploitasi oleh musuh.
- Tidak ada upaya serius yang dilakukan umat untuk keluar dari problematika ini.
- Adanya rekayasa musuh agar umat terbelakang secara ekonomi dan teknologi
- Partai dan ormas Islam yang mengklaim berjuang atas nama Islam telah gagal.
- Arogansi dan ketamakan musuh semakin menjadi-jadi.
Realitas tandzim dan parpol
Berbagai tandzim dam partai politik di negeri Arab dinilai
gagal dalam menjawab kebutuhan dan cita-cita umat. Mereka gagal membuat
“perencanaan” dan agenda yang jelas. Program yang dikerjakan tidak mampu
berinteraksi dengan realitas. Para pemimpinnya
bahkan terjebak pada langkah-langkah pragmatis dengan membuat
kesepakatan-kesepakatan dengan para penguasa dan tidak lagi berusaha mengubah
penyimpangannya. Sebagaian bahkan memaksakan kompromi-kompromi hal prinsip yang
semestinya bersifat baku
dalam akidah.
Berbagai tanzdim pun tidak sedikit yang mengalami
stagnasi. Terutama bagi yang memilih jalan jihad dan harus berhadapan dengan
penguasa negeri masing-masing yang secara formal masih muslim. Disini
diperlukan sebuah format perlawanan baru yang lebih efektif. Format baru itu
adalah sebuah perlawan global yang lintas batas. Tagline-nya adalah: “an-nidzam
lat-tanzdim” (sistem bukan organisasi).
Why Out
- Identifikasi biangnya: Perseketuan antara Inggris-Yahudi-Amerika
- Lahirlah : Aljabhah Al-Islâmiyah Al-âlamiyah li muharobati Al-yahûdi wa Al-Amrikân, (Front perlawanan Islam Internasional untuk memerangi Yahudi dan Amerika)
- Step awal : Mengumpulkan informasi dan menghimpun tokoh-tokoh harakah yang memiliki kesamaan visi dan misi di Afghanistan. Ini dilakukan pasca tumbangnya Soviet, dan merupakan latihan tahap II. Sebelumnya, pada era 80-90 an, adalah gemblengan pertama yang melahirkan alqaidah dan tokoh-tokohnya
- Alqaidah bercita-cita mengembalikan kehidupan secara islami dan menegakkan sayariat serta hukum Allah dalam sebuah lembaga negara, sebagai manifestasi dari tauhid.
- Melakukan riset serius terhadap sejarah dan upaya yang telah dilakukan oleh harakah Islam, bermula dari Wahabiyah di Nejd dan Hijaz, Harakah Sanusiah Libia, Mahdiyah Sudan, dan berbagai gerakan aliran Jihad lainnya. Juga Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, Muhammad Abduh, serta perkembangan Jihad Islami di Mesir, Palestin dan Afghan.
- Sumber riset bukan pustaka semata, melainkan dari tokoh-tokoh pemain langsung, karena terhimpun dalam markas mereka berbagai tokoh pergerakan dari seluruh penjuru dunia. Sebagaian bahkan ada yang besar di negeri Barat.
- Ragam informasi yang berhasil dihimpun menjadi kekuatan dalam menentukan langkah ke depan.
- Dari ragam informasi disimpulkan sebagai berikut:
- Masing-masing harakah memiliki persepsi yang berbeda dalam mengidentifikasi masalah, hingga berbeda dalam mengambil langkah dan tindakan. Akibatnya, potensi umat kurang powerfull dan hasilnya kurang memuaskan.
- Banyak harakah belum memiliki planning yang mencakup tujuan, sarana prasarana secara efektif.
- Ketidaksiapan harakah maju memimpin ummat, hingga ummat terpimpin oleh pemimpin-pemimpin boneka dan bergerak bukan untuk kepentingan ummat.
- Harakah belum mampu menoptimalkan pengelolaan sumber daya dan alam masyarakat.
- Selanjutnya mereka menentukan pandangan sebagai berikut:
- Para mujahid yang telah berprestasi membela ummat dan tanah air, adalah pemimpin sejati. Sedangkan para penguasa kini hanyalah para perampas yang bersekutu dengan musuh.
- Ummat dilanda jahiliyah karena syariat Islam tidak tegak. Akibatnya banyak kerusakan dan manusia keluar dari fitrah.
- Dalam jihad, diperlukan planning yang detail dan gamblang, tujuan dan target yang jelas, sarana yang jelas, perhitungan waktu yang teliti, dengan memperhatikan aspek lokal dan global.
- Perubahan dimulai dari pemikiran.
Selanjutnya Alqaeda menyusun master plan sebagai acuan program jihad mereka yang dibagi ke dalam 7 fase sebagai berikut:
Pertama: FASE PENYADARAN
Tokoh Alqaeda
menilai bahwa umat Islam telah terlena dan tertidur yang sangat lama. Hal ini
belum pernah terjadi sebelumnya sepanjang sejarah. Keterlenaan ini dimulai
sejak awal abad 19 dan terus berlanjut sepanjang abad 20.
Selanjutnya
para tokoh Alqaeda menyusun sebuah rencana yang biasa dianalogikan dengan memukul
dengan keras kepala ular yang sedang melingkar agar ia kehilangan kendali,
sehingga ia langsung menyerang balik
dengan cepat ke tempat asal pukulan itu datang tanpa perencanaan dan persiapan.
Ini
membutuhkan adanya pihak yang mengawali untuk memukul ular tersebut. Maka terjadilah serangan 11/09.
Amerika mau tidak mau harus mengumumkan perang terbuka dan tidak
sembunyi-sembunyi lagi. Bersama sekutu, Bush membuka front di Afghan kemudian
Irak. Dalam sudut pandang Alqaeda ini adalah sebuah keberhasilan fase pertama,
karena berhasil memaksa musuh keluar kandang.
Fase
penyadaran ini dimulai dari latihan persiapan untuk melakukan aksi 11/09 awal
tahun 2000 dan berakhir dengan masuknya Amerika ke Irak 9 April 2003. Medan jihad pun semakin
meluas. Akhirnya Amerika dan sekutunya menjadi target yang sangat dekat dan
gampang dijangkau. Semua ini meningkatkan intensitas perang. Selanjutnya
kekuatan Alqaeda mulai tumbuh dan berkembang.
Point penting
keberhasilan Alqaeda lainnya dalam fase ini adalah bahwa suara mereka menjadi
didengar dan tersebar di setiap tempat. Eksistensi Alqaeda berubah dari sekadar
kekuatan lokal yang memiliki kemampuan
terbatas menjadi sebuah kekuatan yang sangat luas dengan peluang lebih
besar. Kemampuan SDM dan SDA nya kian hari semakin meningkat secara signifikan. Ini seperti tercermin dalam perkataan Aiman
Az-Zhawâhiri sebulan sebelum penyerangan
Thaba. Ia meminta kepada pengikut dan simpatisannya agar membentuk jaringan dan pusat kendali di
semua tempat sesuai kondisi masing-masing.
Alqaeda
meyakini bahwa umat akan bangkit dari keterlenaan dan keterpurukan ini secara bertahap sehingga mereka sadar akan
kenyataan pahit yang mereka jalani sekarang ini.
Kedua: FASE MEMBUKA MATA
Dimulai dari
pendudukan Baghdad.
Diharapkan publik akan terbuka atas panggung kebejadan yang digelar Amerika dan
sekutunya atas umat Islam. Kebebasan dirampas, kehormatan dirobek-robek,
penguasa negeri muslim acuh tak acuh dan tidak berpihak kepada Islam, sementara
juru dakwah hanya sibuk mencari makan.
Fase “membuka
mata” ini akan berlangsung selama tiga tahun sebagaimana telah direncanakan,
dan akan berakhir sekitar akhir tahun 2006. Fase akan menyadarkan umat atas
hakekat yang sebenarnya; menyingkap segala kedok; serta terbukanya segala
permainan dan konspirasi. Dalam fase ini
plan Alqaeda berorientasi melestarikan konfrontasi (kontak senjata) dengan musuh. Mereka
menganggap bahwa apapun hasilnya tetap merupakan sebuah kemenangan.
Fase “membuaka
mata” telah memberikan keuntungan besar bagi Al-Qâidah. Keuntungan tersebut,
terutama adalah pada perubahan strategi
dari tandzim ke sistem (an-nidham la at-tandzim). Sistem tersebut adalah
“ideologi perlawan” yang disebarkan luas melampaui batas-batas tandzim, hingga
perlawanan tumbuh berlipat ganda setiap hari, menyebar, meluas, dan semakin sulit ditumpas.
Pada fase ini
Alqaeda menargetkan:
·
Terus
berbaur dengan Israel di Palestina.
·
Membakar
kilang minyak arab untuk mencegah Barat dan negara bonekanya mengambil manfaat
darinya.
·
Terus
membangun jaringan di daerah-daerah penting di negeri Arab yang dipimpin oleh
pemimpin inti Al-Qâidah.
·
Menjadikan
Irak sebagai camp
pembinaan pasukan. Kelak,
pasukan tersebut akan didistribusikan ke negara-negara tetangga sebagai awal
dari fase ke-tiga, dengan agenda yang terukur dan tidak asal-asalan.
·
Menyiapkan
kajian-kajian syar’i dan mendistribusikan secepat dan seluas mungkin, yang
berisi himbauan kepada umat Islam agak memberi sokongan, dengan menyalurkan
harta, zakat, sedekah dan lainnya, dan mengkampanyekan penolakan atas politik
Amerika membekukan dana teroris.
Jika fase ini
terlampaui, mata telah terbuka, jaringan semakin meluas dan menyebar,
kekuatannya semakin bertambah, maka dimulailah faseke-tiga yang diawali dengan
kontak langsung dengan Yahudi di Palestina.
Ketiga: FASE KEBANGKITAN DAN BERDIKARI
Alqaeda
merencanakan fase ini selama tiga tahun. Dimulai dari 2007 hingga 2010.
Berdikari yang dimaksud adalah lahirnya kemampuan yang efektif untuk melakukan
operasi dan berhasil. Operasi dimaksud diorientasikan pada lahirnya perubahan
di sekitar Irak dan Syam (Syiria, Libanon, Yordan bagian Utara). Pilihan “Syam”
bukan tanpa alasan, tapi disesuaikan dengan nubuat Nabi akan adanya pengepungan
negeri Syam setelah Irak. Hal ini singkron dengan rencana Yahudi membagi Syam
menjadi beberapa negeri kecil berdasarkan golongan.
Sebagaimana
sering mengemuka tentang rencana Amerika menyerang Syiria, jika ini terjadi,
maka dalam hitungan Alqaeda akan menghilangkan kemampuan negara Syiria mengatur
negerinya. Pemerintah Syiria akan lemah (dan mudah ditumbangkan). Tanpa ada
serangan Amerika sekali pun, ide “negeri syam” telah lama direncakan oleh para
pemuda. Dan Alqaeda, membangun perspektif amal jihadi dengan memanfaatkan
segala keadaan yang mungkin.
Di akhir fase
ini, Alqaeda menargetkan bisa menyelesaikan persiapan dan memulai kontak
langsung dengan Yahudi di Palestina dan diakhiri dengan kemampuan untuk
mendirikan kepemimpinan syar’i bagi umat Islam. Serangan kepada Yahudi juga
akan di gelar di negeri muslim yang dikuasai Yahudi seperti Turki. Alqaeda
bertekad mengembalikan pengaruh kekuatan militer dan persenjataan kepada umat
Islam. Alqaeda meyakini akan mampu meraih simpati, yang berdampak pada
banyaknya dukungan personal, peralatan, dan finansial. Didukung oleh
pemuda-pemuda terpelajar yang telah lama dipersiapkan, Alqaeda akan memiliki
kekuatan yang berdaya-tahan tinggi.
Keempat:
PEMULIHAN (kemampuan melakukan perubahan)
Fase ini
dimulai pada 2010 hingga 2013. Fokusnya
adalah menjatuhkan kekuasaan negeri-negeri Arab dengan kontak langsung dengan
kekuatan penuh. Planner Alqaeda meyakini bahwa selingkuh para pemimpin negeri
Arab dengan Amerika akan meruntuhkan dukungan rakyat mereka sedikit demi
sedikit. Kedok mereka akan terbongkar. Dalam kalkulasi Alqaeda, kelemahan para
pemimpin negeri Arab, diiringi dengan kenaikan secara signifikan jaringan jihad
Islam. Ditambah lagi, meluasnya wilayah konflik, akan menyulitkan bagi Amerika
untuk mengalokasikan bantuan bagi negara-negara tersebut sebagaimana biasanya.
Saat itu,
jaringan jihad meyakini akan mampu menyerang dan menghancurkan sumber minyak
Arab. Dampaknya jelas, Amerika dan pemerintah Arab akan kehilangan sumber
penting ekonominya. Terlebih hingga kini, 60 % pasokan minyak dunia ada di sana. Yang paling
dirugikan adalah Amerika selaku pengguna terbesar minyak dunia, dan juga
pemerintah Arab yang sampai sekarang gagal membangun kekuatan ekonomi selain
minyak. Saat itu, Alqaeda akan menggunakan kemampuan elektroniknya untuk
menyerang sistem ekonomi Amerika.
Dan ini telah
mereka mulai beberapa waktu lalu dengan menggulirkan isu “pembebasan Islam”; yang
menyuarakan pentingnya kembali ke emas dan perak sebagai alat tukar
Internasional. Ide itu sangat berkembang di dunia. Dalam hal ini, Alqaeda telah
menugaskan tim yang handal untuk mempelajari seluk beluk pemikiran ekonom
Yahudi. Selama ini, ekonom Yahudi selalu menekankan kepada Amerika bahwa tidak
penting membangun fundamental keuangan dengan menyiapkan emas dan perak. Nilai
uang cukup didasarkan pada perkembangan masyarakat masing-masing negara.
Pemikiran ini
yang membuat Amerika mencetak dolar sebanyak-banyaknya. Jelas ini tidak
didasari fundamental keuangan yang kuat. Saat isu kembali menggunakan alat
tukar emas dan perak Internasional disambut, dan Amerika tidak bisa memnfaatkan
minyak karena telah diganggu, saat itu kemampuan Amerika akan diragukan oleh
para investor Jepang, China dan lainnya. Mereka akan menarik investasinya di
Amerika. Saat itu, kebesaran ekonomi Amerika akan hancur, terlebih ekonomi
mereka habis untuk mengurusi peperangan. Kehancuran itu, diiringi oleh
kehancuran negara sekitar.
Informasi
Alqaeda menyebutkan adanya upaya operasi pembelian emas dan logam mulia lain
beberapa waktu yang lalu untuk mengantisipasi segala hal. Namun bagi Alqaeda,
ini akan menjadi buah simalakama karena jika hal ini diketahui publik dunia,
hanya akan melemahkan dolar. Publik Amerika pun akan marah dan sasaran
kemarahannya tidak lain adalah Yahudi sebagai biangnya. Pelan-pelan, dukungan
Amerika terhadap Israel
akan melemah dan berhenti karena publik Amerika marah dan mengalami krisis
ekonomi.
Pemutusan hubungan
oleh Amerika jelas akan melemahkan Israel. Melemahnya Israel juga
akan melemahkan kekuatan negara-negara
kuat lain yang berpengaruh di dunia. Amerika akan kehabisan dana hingga tidak
mempu membayar kewajiban ekonominya. Israel juga akan semakin melemah karena
serangan yang mendera “negerinya”, sementara Amerika dan Barat sudah tidak lagi
memberikan perlindungan keamanan. Alqaeda akan melenggang memasuki fase yang
ke-lima.
Kelima:
PROKLAMASI NEGARA
Dimulai pada awal 2013 dan akan berakhir pada 2016. Pada
fase ini, cengkeraman Barat terhadap negeri Arab akan melemah. Israel sudah
tidak akan mampu lagi melakukan menyerangan
dan pertahanan. Peta politik Internasional akan berubah. China –jika tetap berkembang seperti sekarang
ini- akan menjadi kekuatan yang menakjubkan, demikian juga India.
Eropa akan
terpuruk dan tidak lagi jaya seperti sekarang. Dalam prediksi Alqaeda, Inggris
tidak akan bisa menjaga persatuan yang tumbuh di Eropa, karena meyakini hal itu
tidak akan mendatangkan manfaatkan bagi Anglo Saxon. Dalam prediksi Alqaeda,
melemahnya banyak kekuatan dunia akan memunculkan kekuatan baru. Jihad
Internasional akan mantap memproklamirkan tegaknya daulah Islamiyah. Tidak akan
ada pertentangan yang berarti antar umat Islam.
Proklamasi
Daulah Islam ini adalah tujuan strategis dari Alqaeda, kerena mereka memahami
bahwa proklamasi bermakna :
- Eksisnya kemampuan untuk mamimpin dan mengambil keputusan.
- Terbukanya kesempatan untuk kembali membangun dan menuju kemakmuran hakiki.
- Kesempatan untuk mengelola SDA dan SDM umat, memanfaatkannya secara maksimal untuk mengatasi berbagai krisis dan menutupi kebutuhan.
- Terciptanya kekuatan saingan di dunia yang akan menciutkan musuh hingga tidak berkutik.
- Tegaknya semua hak, keadalian, kebebasan, kebersamaan , di seluruh penjuru bumi.
- Akan terbukti janji Allah, “Dan kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan Kami hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi). (Al-Qashash : 5)
Keenam: KONFRONTASI TOTAL
Fase ini dimulai pada awal 2016. Proklamasi
Daulah Islam segera disusul dengan konfrontasi menyeluruh antara dua kubu
besar: Iman dan Kafir. Dan dunia akan terbagi menjadi dua kubu utama: pasukan
iman dan pasukan kufur. Inilah hal yang sering disampaikan oleh Usamah bin
Ladin dalam banyak kesempatan. Inspiratornya adalah ayat Allah SWT: "Dan Katakanlah: "Yang benar Telah
datang dan yang batil Telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah
sesuatu yang pasti lenyap." Al-Isra: 81)
Ketujuh: KEMENANGAN MUTLAK
Fase
Konfrontasi Total melawan kebatilan, diperkirakan oleh planner Alqaeda hanya
terjadi dalam masa singkat (antara tiga hingga sembilan tahun). Kemampuan dan
kekuatan Daulah Islam akan sangat besar ketika itu. Terlebih, populasi umat
Islam saat itu diperkirakan mencapai satu setengah milyar jiwa lebih, akan
membuat musuh gentar. Israel
diperkirakan tidak akan mampu lagi bertahan. Saat itu, dunia akan memahami
makan sesungguhnya dari irhab (terror). Inilah fase terakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar