abstract

Selasa, 22 April 2014

Master Plan Alqaeda sampai 2020


Tulisan berikut adalah rangkuman bab ke-5 dari buku “Az-Zarqawy, Al-Jail ats-Tsani lil-Qaidah..” karya Fuad Husein. Penulis adalah seorang jurnalis asal Yordania yang pernah dipenjara bersama tokoh-tokoh Alqaeda semisal Al-Maqdisy. Rangkuman berikut bersifat bebas dengan beberapa tambahan pengait. Hingga kini sumber “planning” ini belum jelas.

 

Master Plan yang disusun oleh planner Alqaeda, diawali dengan melakukan identifikasi sebagai berikut:

Realiatas Umat


  1. Kondisi umat tidak berjalan di atas rel syariat.
  2. Pemimpin umat tidak menegakkan syariat bahkan dikendalikan musuh.
  3. Kekayaan negeri muslim dieksploitasi oleh musuh.
  4. Tidak ada upaya serius yang dilakukan umat untuk keluar dari problematika ini.
  5. Adanya rekayasa musuh agar umat terbelakang secara ekonomi dan teknologi
  6. Partai dan ormas Islam yang mengklaim berjuang atas nama Islam telah gagal.
  7. Arogansi dan ketamakan musuh semakin menjadi-jadi.

Realitas tandzim dan parpol

Berbagai tandzim dam partai politik di negeri Arab dinilai gagal dalam menjawab kebutuhan dan cita-cita umat. Mereka gagal membuat “perencanaan” dan agenda yang jelas. Program yang dikerjakan tidak mampu berinteraksi dengan realitas. Para pemimpinnya bahkan terjebak pada langkah-langkah pragmatis dengan membuat kesepakatan-kesepakatan dengan para penguasa dan tidak lagi berusaha mengubah penyimpangannya. Sebagaian bahkan memaksakan kompromi-kompromi hal prinsip yang semestinya bersifat baku dalam akidah.
Berbagai tanzdim pun tidak sedikit yang mengalami stagnasi. Terutama bagi yang memilih jalan jihad dan harus berhadapan dengan penguasa negeri masing-masing yang secara formal masih muslim. Disini diperlukan sebuah format perlawanan baru yang lebih efektif. Format baru itu adalah sebuah perlawan global yang lintas batas. Tagline-nya adalah: “an-nidzam lat-tanzdim” (sistem bukan organisasi).

Why Out

  • Identifikasi biangnya: Perseketuan antara Inggris-Yahudi-Amerika
  • Lahirlah : Aljabhah Al-Islâmiyah Al-âlamiyah li muharobati Al-yahûdi wa Al-Amrikân, (Front perlawanan Islam Internasional untuk memerangi Yahudi dan Amerika)
  • Step awal : Mengumpulkan informasi dan menghimpun tokoh-tokoh harakah yang memiliki kesamaan visi dan misi di Afghanistan. Ini dilakukan pasca tumbangnya Soviet, dan merupakan latihan tahap II. Sebelumnya, pada era 80-90 an, adalah gemblengan pertama yang melahirkan alqaidah dan tokoh-tokohnya
  • Alqaidah bercita-cita mengembalikan kehidupan secara islami dan menegakkan sayariat serta hukum Allah dalam sebuah lembaga negara, sebagai manifestasi dari tauhid.
  • Melakukan riset serius terhadap sejarah dan upaya yang telah dilakukan oleh harakah Islam, bermula dari Wahabiyah di Nejd dan Hijaz, Harakah Sanusiah Libia, Mahdiyah Sudan, dan berbagai gerakan aliran Jihad lainnya. Juga Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, Muhammad Abduh, serta perkembangan Jihad Islami di Mesir, Palestin dan Afghan.
  • Sumber riset bukan pustaka semata, melainkan dari tokoh-tokoh pemain langsung, karena terhimpun dalam markas mereka berbagai tokoh pergerakan dari seluruh penjuru dunia. Sebagaian bahkan ada yang besar di negeri Barat.
  • Ragam informasi yang berhasil dihimpun menjadi kekuatan dalam menentukan langkah ke depan.
  • Dari ragam informasi disimpulkan sebagai berikut:
    1. Masing-masing harakah memiliki persepsi yang berbeda dalam mengidentifikasi masalah, hingga berbeda dalam mengambil langkah dan tindakan. Akibatnya, potensi umat kurang powerfull dan hasilnya kurang memuaskan.
    2. Banyak harakah belum memiliki planning yang mencakup tujuan, sarana prasarana secara efektif.
    3. Ketidaksiapan harakah maju memimpin ummat, hingga ummat terpimpin oleh pemimpin-pemimpin boneka dan bergerak bukan untuk kepentingan ummat.
    4. Harakah belum mampu menoptimalkan pengelolaan sumber daya dan alam masyarakat.

  • Selanjutnya mereka menentukan pandangan sebagai berikut:
    1. Para mujahid yang telah berprestasi membela ummat dan tanah air, adalah pemimpin sejati. Sedangkan para penguasa kini hanyalah para perampas yang bersekutu dengan musuh.
    2. Ummat dilanda jahiliyah karena syariat Islam tidak tegak. Akibatnya banyak kerusakan dan manusia keluar dari fitrah.
    3. Dalam jihad, diperlukan planning yang detail dan gamblang, tujuan dan target yang jelas, sarana yang jelas, perhitungan waktu yang teliti, dengan memperhatikan aspek lokal dan global.
    4. Perubahan dimulai dari pemikiran.

 

Selanjutnya Alqaeda menyusun master plan sebagai acuan program jihad mereka yang dibagi ke dalam 7 fase sebagai berikut:

Pertama: FASE PENYADARAN

Tokoh Alqaeda menilai bahwa umat Islam telah terlena dan tertidur yang sangat lama. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya sepanjang sejarah. Keterlenaan ini dimulai sejak awal abad 19 dan terus berlanjut sepanjang abad 20.
Selanjutnya para tokoh Alqaeda menyusun sebuah rencana yang biasa dianalogikan dengan memukul dengan keras kepala ular yang sedang melingkar agar ia kehilangan kendali, sehingga ia langsung  menyerang balik dengan cepat ke tempat asal pukulan itu datang tanpa perencanaan dan persiapan.
Ini membutuhkan adanya pihak yang mengawali untuk memukul ular  tersebut. Maka terjadilah serangan 11/09. Amerika mau tidak mau harus mengumumkan perang terbuka dan tidak sembunyi-sembunyi lagi. Bersama sekutu, Bush membuka front di Afghan kemudian Irak. Dalam sudut pandang Alqaeda ini adalah sebuah keberhasilan fase pertama, karena berhasil memaksa musuh keluar kandang.
Fase penyadaran ini dimulai dari latihan persiapan untuk melakukan aksi 11/09 awal tahun 2000 dan berakhir dengan masuknya Amerika ke Irak 9 April 2003. Medan jihad pun semakin meluas. Akhirnya Amerika dan sekutunya menjadi target yang sangat dekat dan gampang dijangkau. Semua ini meningkatkan intensitas perang. Selanjutnya kekuatan Alqaeda mulai tumbuh dan berkembang.
Point penting keberhasilan Alqaeda lainnya dalam fase ini adalah bahwa suara mereka menjadi didengar dan tersebar di setiap tempat. Eksistensi Alqaeda berubah dari sekadar kekuatan lokal yang memiliki kemampuan  terbatas menjadi sebuah kekuatan yang sangat luas dengan peluang lebih besar. Kemampuan SDM dan SDA nya kian hari semakin meningkat secara signifikan.  Ini seperti tercermin dalam perkataan Aiman Az-Zhawâhiri sebulan sebelum penyerangan  Thaba. Ia meminta kepada pengikut dan simpatisannya   agar membentuk jaringan dan pusat kendali di semua tempat sesuai kondisi masing-masing.
Alqaeda meyakini bahwa umat akan bangkit dari keterlenaan dan keterpurukan ini  secara bertahap sehingga mereka sadar akan kenyataan pahit yang mereka jalani sekarang ini.

Kedua: FASE MEMBUKA MATA

Dimulai dari  pendudukan Baghdad. Diharapkan publik akan terbuka atas panggung kebejadan yang digelar Amerika dan sekutunya atas umat Islam. Kebebasan dirampas, kehormatan dirobek-robek, penguasa negeri muslim acuh tak acuh dan tidak berpihak kepada Islam, sementara juru dakwah hanya sibuk mencari makan.
Fase “membuka mata” ini akan berlangsung selama tiga tahun sebagaimana telah direncanakan, dan akan berakhir sekitar akhir tahun 2006. Fase akan menyadarkan umat atas hakekat yang sebenarnya; menyingkap segala kedok; serta terbukanya segala permainan dan konspirasi.  Dalam fase ini plan Alqaeda berorientasi melestarikan konfrontasi  (kontak senjata) dengan musuh. Mereka menganggap bahwa apapun hasilnya tetap merupakan sebuah kemenangan.
Fase “membuaka mata” telah memberikan keuntungan besar bagi Al-Qâidah. Keuntungan tersebut, terutama  adalah pada perubahan strategi dari tandzim ke sistem (an-nidham la at-tandzim). Sistem tersebut adalah “ideologi perlawan” yang disebarkan luas melampaui batas-batas tandzim, hingga perlawanan tumbuh berlipat ganda setiap hari, menyebar, meluas,  dan semakin sulit ditumpas.
Pada fase ini Alqaeda menargetkan:
·         Terus berbaur  dengan Israel di Palestina.
·         Membakar kilang minyak arab untuk mencegah Barat dan negara bonekanya mengambil manfaat darinya.
·         Terus membangun jaringan di daerah-daerah penting di negeri Arab yang dipimpin oleh pemimpin inti Al-Qâidah.
·         Menjadikan Irak sebagai camp pembinaan pasukan. Kelak, pasukan tersebut akan didistribusikan ke negara-negara tetangga sebagai awal dari fase ke-tiga, dengan agenda yang terukur dan tidak asal-asalan.
·         Menyiapkan kajian-kajian syar’i dan mendistribusikan secepat dan seluas mungkin, yang berisi himbauan kepada umat Islam agak memberi sokongan, dengan menyalurkan harta, zakat, sedekah dan lainnya, dan mengkampanyekan penolakan atas politik Amerika membekukan dana teroris.
Jika fase ini terlampaui, mata telah terbuka, jaringan semakin meluas dan menyebar, kekuatannya semakin bertambah, maka dimulailah faseke-tiga yang diawali dengan kontak langsung dengan Yahudi di Palestina.

Ketiga: FASE KEBANGKITAN DAN BERDIKARI

Alqaeda merencanakan fase ini selama tiga tahun. Dimulai dari 2007 hingga 2010. Berdikari yang dimaksud adalah lahirnya kemampuan yang efektif untuk melakukan operasi dan berhasil. Operasi dimaksud diorientasikan pada lahirnya perubahan di sekitar Irak dan Syam (Syiria, Libanon, Yordan bagian Utara). Pilihan “Syam” bukan tanpa alasan, tapi disesuaikan dengan nubuat Nabi akan adanya pengepungan negeri Syam setelah Irak. Hal ini singkron dengan rencana Yahudi membagi Syam menjadi beberapa negeri kecil berdasarkan golongan.
Sebagaimana sering mengemuka tentang rencana Amerika menyerang Syiria, jika ini terjadi, maka dalam hitungan Alqaeda akan menghilangkan kemampuan negara Syiria mengatur negerinya. Pemerintah Syiria akan lemah (dan mudah ditumbangkan). Tanpa ada serangan Amerika sekali pun, ide “negeri syam” telah lama direncakan oleh para pemuda. Dan Alqaeda, membangun perspektif amal jihadi dengan memanfaatkan segala keadaan yang mungkin.
Di akhir fase ini, Alqaeda menargetkan bisa menyelesaikan persiapan dan memulai kontak langsung dengan Yahudi di Palestina dan diakhiri dengan kemampuan untuk mendirikan kepemimpinan syar’i bagi umat Islam. Serangan kepada Yahudi juga akan di gelar di negeri muslim yang dikuasai Yahudi seperti Turki. Alqaeda bertekad mengembalikan pengaruh kekuatan militer dan persenjataan kepada umat Islam. Alqaeda meyakini akan mampu meraih simpati, yang berdampak pada banyaknya dukungan personal, peralatan, dan finansial. Didukung oleh pemuda-pemuda terpelajar yang telah lama dipersiapkan, Alqaeda akan memiliki kekuatan yang berdaya-tahan tinggi.
Keempat: PEMULIHAN (kemampuan melakukan perubahan)
Fase ini dimulai pada 2010 hingga 2013.  Fokusnya adalah menjatuhkan kekuasaan negeri-negeri Arab dengan kontak langsung dengan kekuatan penuh. Planner Alqaeda meyakini bahwa selingkuh para pemimpin negeri Arab dengan Amerika akan meruntuhkan dukungan rakyat mereka sedikit demi sedikit. Kedok mereka akan terbongkar. Dalam kalkulasi Alqaeda, kelemahan para pemimpin negeri Arab, diiringi dengan kenaikan secara signifikan jaringan jihad Islam. Ditambah lagi, meluasnya wilayah konflik, akan menyulitkan bagi Amerika untuk mengalokasikan bantuan bagi negara-negara tersebut sebagaimana biasanya.
Saat itu, jaringan jihad meyakini akan mampu menyerang dan menghancurkan sumber minyak Arab. Dampaknya jelas, Amerika dan pemerintah Arab akan kehilangan sumber penting ekonominya. Terlebih hingga kini, 60 % pasokan minyak dunia ada di sana. Yang paling dirugikan adalah Amerika selaku pengguna terbesar minyak dunia, dan juga pemerintah Arab yang sampai sekarang gagal membangun kekuatan ekonomi selain minyak. Saat itu, Alqaeda akan menggunakan kemampuan elektroniknya untuk menyerang sistem ekonomi Amerika.
Dan ini telah mereka mulai beberapa waktu lalu dengan menggulirkan isu “pembebasan Islam”; yang menyuarakan pentingnya kembali ke emas dan perak sebagai alat tukar Internasional. Ide itu sangat berkembang di dunia. Dalam hal ini, Alqaeda telah menugaskan tim yang handal untuk mempelajari seluk beluk pemikiran ekonom Yahudi. Selama ini, ekonom Yahudi selalu menekankan kepada Amerika bahwa tidak penting membangun fundamental keuangan dengan menyiapkan emas dan perak. Nilai uang cukup didasarkan pada perkembangan masyarakat masing-masing negara.
Pemikiran ini yang membuat Amerika mencetak dolar sebanyak-banyaknya. Jelas ini tidak didasari fundamental keuangan yang kuat. Saat isu kembali menggunakan alat tukar emas dan perak Internasional disambut, dan Amerika tidak bisa memnfaatkan minyak karena telah diganggu, saat itu kemampuan Amerika akan diragukan oleh para investor Jepang, China dan lainnya. Mereka akan menarik investasinya di Amerika. Saat itu, kebesaran ekonomi Amerika akan hancur, terlebih ekonomi mereka habis untuk mengurusi peperangan. Kehancuran itu, diiringi oleh kehancuran negara sekitar.
Informasi Alqaeda menyebutkan adanya upaya operasi pembelian emas dan logam mulia lain beberapa waktu yang lalu untuk mengantisipasi segala hal. Namun bagi Alqaeda, ini akan menjadi buah simalakama karena jika hal ini diketahui publik dunia, hanya akan melemahkan dolar. Publik Amerika pun akan marah dan sasaran kemarahannya tidak lain adalah Yahudi sebagai biangnya. Pelan-pelan, dukungan Amerika terhadap Israel akan melemah dan berhenti karena publik Amerika marah dan mengalami krisis ekonomi.
Pemutusan hubungan oleh Amerika jelas akan melemahkan Israel. Melemahnya Israel juga akan melemahkan  kekuatan negara-negara kuat lain yang berpengaruh di dunia. Amerika akan kehabisan dana hingga tidak mempu membayar kewajiban ekonominya. Israel juga akan semakin melemah karena serangan yang mendera “negerinya”, sementara Amerika dan Barat sudah tidak lagi memberikan perlindungan keamanan. Alqaeda akan melenggang memasuki fase yang ke-lima.
Kelima: PROKLAMASI NEGARA
Dimulai pada awal 2013 dan akan berakhir pada 2016. Pada fase ini, cengkeraman Barat terhadap negeri Arab akan melemah. Israel sudah tidak akan mampu lagi melakukan menyerangan  dan pertahanan. Peta politik Internasional akan berubah. China –jika tetap berkembang seperti sekarang ini- akan menjadi kekuatan yang menakjubkan, demikian juga India.
Eropa akan terpuruk dan tidak lagi jaya seperti sekarang. Dalam prediksi Alqaeda, Inggris tidak akan bisa menjaga persatuan yang tumbuh di Eropa, karena meyakini hal itu tidak akan mendatangkan manfaatkan bagi Anglo Saxon. Dalam prediksi Alqaeda, melemahnya banyak kekuatan dunia akan memunculkan kekuatan baru. Jihad Internasional akan mantap memproklamirkan tegaknya daulah Islamiyah. Tidak akan ada pertentangan yang berarti antar umat Islam.
Proklamasi Daulah Islam ini adalah tujuan strategis dari Alqaeda, kerena mereka memahami bahwa proklamasi bermakna :
  • Eksisnya kemampuan untuk mamimpin dan mengambil keputusan.
  • Terbukanya kesempatan untuk kembali membangun dan menuju kemakmuran hakiki.
  • Kesempatan untuk mengelola SDA dan SDM  umat,  memanfaatkannya secara maksimal untuk mengatasi berbagai krisis dan menutupi kebutuhan.
  • Terciptanya kekuatan saingan di dunia yang akan menciutkan musuh hingga tidak berkutik.
  • Tegaknya semua hak, keadalian, kebebasan, kebersamaan , di seluruh penjuru bumi.
  • Akan terbukti janji Allah, Dan kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan Kami hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi). (Al-Qashash : 5)

Keenam: KONFRONTASI TOTAL

Fase ini dimulai pada awal 2016. Proklamasi Daulah Islam segera disusul dengan konfrontasi menyeluruh antara dua kubu besar: Iman dan Kafir. Dan dunia akan terbagi menjadi dua kubu utama: pasukan iman dan pasukan kufur. Inilah hal yang sering disampaikan oleh Usamah bin Ladin dalam banyak kesempatan. Inspiratornya adalah ayat Allah SWT: "Dan Katakanlah: "Yang benar Telah datang dan yang batil Telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap." Al-Isra: 81)

Ketujuh: KEMENANGAN MUTLAK

Fase Konfrontasi Total melawan kebatilan, diperkirakan oleh planner Alqaeda hanya terjadi dalam masa singkat (antara tiga hingga sembilan tahun). Kemampuan dan kekuatan Daulah Islam akan sangat besar ketika itu. Terlebih, populasi umat Islam saat itu diperkirakan mencapai satu setengah milyar jiwa lebih, akan membuat musuh gentar. Israel diperkirakan tidak akan mampu lagi bertahan. Saat itu, dunia akan memahami makan sesungguhnya dari irhab (terror). Inilah fase terakhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar