abstract

Kamis, 05 Juli 2012

MEMBONGKAR DEISLAMISASI SEJARAH INDONESIA


Judul : API SEJARAH
Penulis : Ahmad Mansyur Suryanegara
Penerbit : Salamadani Pustaka Semesta
Tebal : 578 Hal, xxx







Ahmad Mansyur Suryanegara:
“Bila Sejarawan Mulai membisu,hilanglah kebesaran masa depan generasi bangsa”

E.F.E Douwes Dekker Danoedirjo Setiabudi:
“Jika tidak karena sikap dan semangat perjuangan para ulama, sudah lama patriotism di kalangan bangsa kita mengalami kemusnahan”.


Membaca buku-buku sejarah Indonesia khususnya dalam mata pelajaran yang diajarkan dalam sekolah-sekolah dan perguruan tinggi maka, kita akan menyaksikan sebuah penyembunyian fakta-fakta sejarah yang seharusnya diketahui oleh generasi muda negara Indonesia ini. hal ini semakin diperparah oleh historiografi yang dibuat oleh orde baru dimana sejarah dibuat untuk kepentingan kekuasaan saat itu.
Peran ulama dan umat islam dalam pembentukan Indonesia menjadi salah satu hal yang tertutupi. Perjuangan para santri dan ulama bersama rakyat melawan penjajahan colonial, portugis, inggris, belanda jarang diungkap, berbagai perayaan hari-hari besar nasional dirayakan berdasarkan atas dasar fakta-fakta yang sebenarnya manipulatif. Hari kebangkitan nasional tanggal 20 mei 1908 yang dirayakan setiap tahun berdasar pada hari lahirnya boedi Utomo. Padahal boedi utama adalah organisasi kejawen (jawa, Madura) dan pro belanda, orang-orangnya adalah pegawai belanda dan sama sekali tidak mencita-citakan persatuan dan kemerdekaan Indonesia juga organisasi ini sangat anti pada islam dan bahkan pernah menghina rasulullah SAW. Sementara tahun 1905, berdiri sarikat dagang islam yang berdiri pertama kalinya sebagai wadah perjuangan melawan belanda dan menuntut kemerdekaan Indonesia. Bahasa yang digunakan bahasa melayu dan keanggotaannya seluruh Indonesia. 

Hari pendidikan nasional yang diperingati tiap tanggal 2 mei tiap tahunnya juga adalah ketetapan yang sangat politis dan subjektif. Hari kebangkitan nasional diperingati berdasar atas hari lahir Ki Hajar Dewantaram pendiri taman siswa, 1922 M. padahal 10 tahun sebelumnya 1912 KH. Ahmad Dahlan telah merintis pendirian pendidikan untuk pribumi saat itu.

Apakah ada deislamisasi sejarah di Indonesia?. Hal inilah yang kemudian coba untuk diangkat dan didiskusikan kembali oleh Ahmad Mansyur Suryanegara dalam bukunya API SEJARAH. buku ini telah membuka diskursus baru dalam proses penulisan sejarah Indonesia. Penulisan sejarah Indonesia yang sekuler dan anti islam menjadikan Indonesia yang mayoritas islam tidak bisa belajar tentang semangat kemerdekaan yang telah terbangun hampir seabad lalu. 

Buku yang ditulis oleh sejarawan muslim ini betul-betul merangkai dan merinci periodisasi sejarah Indonesia secara komprehensif dan gamblang dan menunjukkan dimana posisi dimana umat islam dalam setiap periode itu. ternyata umat islam memiliki sumbangsih besar dan sangat nyata dalam proses kemerdekaan Indonesia, persatuan wilayah-wilayah nusantara, penggunaan bahasa melayu sebagai bahasa Indonesia, perkembangan pendidikan di Indonesia dsb. 

Buku ini terbit dalam dua jilid, Jilid pertama membahas dari proses masuknya islam di Indonesia hingga peran umat islam dalam membangun kesadaran/ kebangkitan nasional. Dalam jilid ke dua membahas dan kelanjutan perjuangan umat islam dari zaman jepang hingga ke era reformasi paska kemerdekaan. Sebuah buku yang sangat mencerahkan dan memperkuat semangat kepada generasi kaum muslimin untuk kembali mengambil posisi dalam perjuangan-perjuangan selanjutnya untuk Islam dan kemaslahatan kau muslimin.(hasbi)
http://waiting4caliph.blogspot.com/2010/11/membongkar-deislamisasi-sejarah.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar